Rangka Baja
Struktur rangka baja terdiri dari balok induk,
balok anak dan kolom baja struktural yang digunakan untuk membangun rangka
bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar
langit. Karena baja struktural sulit dikerjakan pada lokasi (on-site),
maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi
desain, hasilnya berupa konstruksi rangka struktural yang relatif cepat dan
akurat.
Baja struktural dapat dibiarkan terekspos pada
konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan
kekuatan secara drastis karena api,
pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai tahan api. Pada
kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan.
Rangka baja paling efisien ketika balok induk
dan balok anak diletakkan pada grid yang beraturan. Ketahanan terhadap angin
lateral atau gaya gempa bumi membutuhkan penggunaan dinding geser (shear
wall), pengaku diagonal (bracing) atau rangka kaku dengan koneksi
penahan momen.Rangka Beton Bertulang
Penggunaan beton bertulang dalam konstruksi gedung
sudah umum dilakukan. Beberapa keuntungan menggunakan beton bertulang antara
lain: kekuatannya menahan beban yang
sangat tinggi, mudah dibentuk
sesuai kebutuhan, keawetannya, dan ketahanan terhadap api yang lebih baik dari
struktur baja (karena adanya selimut beton yang melindungi tulangan baja di
dalamnya). Salah satu kekurangannya adalah bervariasinya kuat tekan beton yang
sangat dipengaruhi oleh jenis, kualitas, dan komposisi material pembentuknya
(aggregat, semen dan air), serta cara
pengerjaannya. Oleh sebab itu, kontrol kualitas beton biasanya cukup ketat baik
dalam proses pengadukannya, pengecorannya serta perawatan setelah dicor. Biasanya dalam spesifikasi teknis suatu
bangunan yang akan dilaksanakan, dipersyaratkan perlunya pengujian mutu beton
agar kuat tekan beton sesuai dengan yang direncanakan.
Lokasi pembuatan beton dapat dilakukan pada site
proyek, atau dapat juga dengan memesan beton yang sudah jadi (ready mix).
Proses pembentukan struktur beton bertulang dapat dilakukan di tempat, atau
dapat juga menggunakan beton precast (memesan sudah jadi sesuai dimensi
yang ditentukan). Ditinjau dari sistem
penulangannya, dikenal beton bertulang biasa dan beton prategang (prestressed).
Rangka Kayu
Penggunaan sistem
rangka kaya biasanya terbatas pada bangunan yang relatif tidak terlalu besar.
Pemilihan material kayu saat ini lebih pada pertimbangan aspek estetika karena
tampilannya yang natural, walaupun saat ini harga kayu melonjak cukup tinggi,
karena semakin langkanya kayu dan adanya isu lingkungan (terbabatnya hutan yang
memberikan kontribusi besar pada pemanasan global). Kayu juga banyak digunakan untuk pembuatan
rumah dengan sistem knock-down.
Sistem
lantai balok dan papan kayu secara tipikal digunakan dengan grid penopang
terdiri dari kolom atau tiang untuk membentuk rangka struktur. Menggunakan
bagian-bagian struktural yang lebih besar tapi lebih sedikit sehingga dapat
membentangi jarak yang lebih panjang yang berarti lebih hemat dalam biaya
material dan pekerja.
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pada
struktur rangka kayu:
·
Rangka balok papan paling
efektif untuk menahan beban sedang yang terdistribusi merata sedangkan beban
terpusat memerlukan rangka tambahan.
·
Ketika sistem struktural
dibiarkan terekspos, perhatian harus diberikan pada jenis dan mutu kayu yang
digunakan, detail sambungan khususnya pada koneksi balok-ke balok dan balok ke
kolom dan kualitas pekerjaan.
·
Rangka balok-papan dapat
digolongkan sebagai konstruksi kayu berat jika strukturnya ditopang oleh
dinding eksterior tahan api, serta anggota bagiannya dan deknya memenuhi syarat
minimal yang dispesifikasikan dalam peraturan kode bangunan.
·
Kelemahan sistem lantai
balok-papan adalah rentan terhadap transmisi suara dan kurang tersedianya ruang
untuk insulasi termal, saluran pemipaan, kabel dan saluran lainnya.
Tersedianya bambu yang cukup melimpah di sebagian besar belahan bumi dan sifat
mekanisnya yang sangat baik (terutama kuat tariknya), membuat bambu cukup
menarik dijadikan sebagai bahan alternatif yang murah untuk material bangunan,
baik untuk rangka struktur utamanya, rangka atap, dinding bahkan saat ini
penelitian terus dilakukan terhadap penggunaan bambu sebagai tulangan beton.
Kelebihan bambu adalah dapat diperbaharui, mudah
tumbuh, relatif lebih murah dari pada baja, dan memiliki kuat tarik yang mendekati
kuat tarik baja (200 - 400 Mpa). Salah satu kelemahan bambu adalah tidak
meratanya kekuatan bambu di ruas bawah dengan ruas atas (tergantung juga pada
umur bambu), diameter bambu yang bervariasi (tergantung jenis bambu) dan sifat
bambu yang mudah lapuk dan kembang-susutnya yang tinggi sehingga daya lekatnya
dengan beton dapat berkurang. Jadi teknik pengawetan bambu perlu mendapat
perhatian lebih jika ingin menggunakan bambu sebagai bahan bangunan
Berikut tabel kuat lentur bambu berdasarkan
pengujian yang tealah dilakukan di beberapa negara.
Tabel Kuat Lentur Bambu
Year
|
Height
|
SG
|
MOR (MPa)
|
MOE (MPa)
|
Bottom
|
0.49
|
110.3
|
7770
|
|
One
|
Middle
|
0.53
|
119.3
|
8680
|
Top
|
0.54
|
117.2
|
8929
|
|
Bottom
|
0.70
|
151.0
|
10039
|
|
Three
|
Middle
|
0.71
|
151.7
|
10122
|
Top
|
0.72
|
160.6
|
10397
|
|
Bottom
|
0.75
|
186.2
|
13162
|
|
Five
|
Middle
|
0.78
|
184.8
|
13410
|
Top
|
0.76
|
183.4
|
0 comments:
Post a Comment